Dalam beberapa musim terakhir ini,
dominasi tim-tim asal Liga Inggris di Liga Champion begitu ketara
dibanding kontestan dari liga-liga Eropa lainnya. Sebaliknya dengan
Italia, liga yang pernah menjadi terbaik di dunia pada awal tahun 90-an
ini menjadi terpuruk setelah skandal Calciopoli mencoreng harga
diri sepak bola Italia di mata dunia. Namun itu hanya menjadi masa lalu,
setidaknya dari gelaran Liga Champion musim 2011/2012 kali ini tim-tim
elit asal EPL tidak begitu mendominasi.
Musim 2011/2012 memang menjadi
mimpi buruk bagi tim-tim Inggris, mulai dari gagalnya dua klub asal
Manchester (Manchester United dan Manchester City) menembus babak gugur,
penampilan dua tim yang tersisa juga tidak bisa dibilang mengesankan,
Arsenal dipermak empat gol tanpa balas di San Siro sedangkan Chelsea
harus mengakui kekuatan Napoli di San Paolo dengan skor 3-1.
Di
luar Liga Champion, tim nasional Inggris juga harus menelan pil pahit
kala Fabio Capello memilih mengundurkan diri dari kursi panas pelatih The Three Lions
empat bulan sebelum gelaran EURO 2012 dimulai. Rumornya, keputusan
sepihak FA yang mencabut jabatan kapten dari John Terry akibat skandal
rasisnya kepada Anton Ferdinand membuat Don Capello urung meneruskan masa baktinya sebagai juru strategi Inggris.
Di liga Inggris sendiri, dominasi The Big Four
juga mulai terusik tim-tim lain.Masuknya Manchester City sebagai salah
satu wakil Inggris di Liga Champion membuat 'aturan baku' bahwa hanya
anggota Big Four-lah diperbolehkan untuk mewakili Inggris di ajang paling prestisius antar klub Eropa tersebut. Musim ini dominasi The Big Four semakin terusik dengan bercokolnya Manchester City dan Tottenham Hotspurs sebagai empat klub terbaik di Inggris saat ini.
Ada beberapa kemungkinan mengapa
tim-tim Liga Inggris mengalami kemunduran seperti sekarang. Mulai dari
anggapan siklus tentang liga penguasa Eropa yang selalu berubah hingga
faktor-faktor seperti keseriusan pemainnya dalam membela panji klub.
Beberapa klub di Inggris memang
didukung dengan sokongan dana yang melimpah, hal ini memudahkan
klub-klub besar Inggris untuk menggelontorkan dana dalam jumlah besar
untuk merekrut pemain bintang. Namun terkadang, beberapa pemain yang
direkrut tidak sesuai kontribusinya dengan nominal yang dikucurkan saat
membeli dari klub awalnya, kasus Fernando Torres yang sekarang mandul di
Chelsea saat dibeli dengan harga lebih dari 50 juta Euro dari Liverpool
bisa dijadikan contoh.
Gelandang Manchester United, Paul
Scholes mengatakan bahwa pemain-pemain yang bermain untuk klub-klub
besar Inggris sudah mulai melupakan keinginan memperoleh gengsi dan
prestis bermain di klub besar, menurut Scholes kebanyakan pemain yang
beredar di EPL lebih mementingkan besarnya nominal gaji dibandingkan
kebanggan berseragam tim besar yang memiliki sejarah panjang. Hal ini
membuat pemain-pemain tersebut bermain kurang 'ngotot' kala berlaga di lapangan.
Bagaimana di Italia ?
Skandal Calciopoli yang
terungkap pada tahun 2006 telah merusak citra dan reputasi Serie-A
sebagai salah satu liga terbaik Eropa. Dampaknya jelas, terjadinya
eksodus pemain besar-besaran dari Serie-A, paling jelas terlihat pada
Juventus yang ditinggalkan hampir semua pemain bintangnya kala dihukum
degradasi ke Serie-B.
Demi mengembalikan harga diri
Italia, semenjak 2007 klub-klub Italia mulai berusaha membangun tim yang
solid berdasarkan pada pemain muda dan ambisius. Setelah usaha
bertahun-tahun, sekarang mereka dapat memetik buahnya. Kembalinya
tim-tim tradisonal Italia seperti Juventus, AC Milan dan Napoli sebagai
salah satu kekuatan yang disegani di Eropa musim 2011/2012 ini menjadi
buktinya. Bila AC Milan dan Napoli sukses menghancurkan Arsenal dan
Chelsea di ajang Liga Champion, maka Juventus menjadi satu-satunya klub
di Eropa yang belum mencicipi kekalahan.
Tampaknya perasaan ingin mengembalikan
harga diri dan martabat Liga Italia membuat klub-klub di Serie-A
menjadi lebih bernafsu dalam mempersiapkan skuadnya. Meski tidak
memiliki dana sebanyak tim-tim Inggris, namun tim-tim Italia berhasil
mengatasinya dengan memaksimalkan potensi pemain muda yang belum
terdengar namanya dan revolusi taktik bermain yang memang menjadi ciri
khas Serie-A.
Mungkin terlalu prematur
mengatakan era EPL telah habis dan kemudian akan digantikan oleh
Serie-A, namun tanda-tanda mengarah kesana sudah mulai terlihat. Jika
tidak berbenah diri, Inggris akan kehilangan pamornya sebagai negara
dengan Liga paling menarik di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar